Banyak manusia yang
berkualitas didunia ini tetapi ia tidak memiliki sikap dan kepribadian yang
positif dan baik. Karena itu selain berkualitas, tentu saja manusia pada zaman
yang akan datang juga diharapkan memiliki sikap, pribadi atau karakter yang
tepat, sehingga akan tercipta keseimbangan nantinya antara kemampuan yang
dimiliki manusia dalam bekerja dengan sikap dan pribadi yang positif. Guna bisa
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tentu harus dimulai sejak
dini, tepatnya pada jenjang-jenjang pendidikan awal, dalam hal ini salah
satunya adalah jenjang Sekolah Dasar. Pada jenjang awal seperti ini, pendidik atau
dalam hal ini guru sangat dituntut agar bisa memberi masukan berupa pengajaran atau ilmu-ilmu pengetahuan
dalam berbagai aspek pelajaran dan juga guru harus bisa menanamkan sikap-sikap atau
norma dan tindakan yang tepat kepada peserta didik, agar nantinya peserta didik
dalam hal ini siswa nantinya memiliki sikap maupun karakter/kepribadian yang
baik dan positif. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang masih belum
mencapai kedewasaan masih sangat lugu, jadi peserta didik tersebut masih sangat
mungkin menerima berbagai hal atau pengaruh dari lingkungan disekitarnya, baik
itu pengaruh positif maupun negatif, sehingga kepribadian peserta didik
tersebut sangat berpengaruh pada masukan dari lingkungan disekitarnya.
Oleh sebab itulah,
peran pendidik dalam hal ini guru sangat dituntut agar mampu memberikan
pengaruh-pengaruh positif pada peserta didik nantinya. Selain itu guru juga
dituntut memiliki idealisme sebagai figur pengajar dan pendidik yang bersih dan
cacat hukum dan moral. Menghadapi tantangan dan beban tugas yang sangat berat
tersebut, seorang guru diharapkan untuk lebih meningkatkan profesionalismenya
serta meningkatkan kepribadian yang tepat ketika berhadapan dengan peserta
didik. Kepribadian guru itu sendiri sangat berpengaruh nantinya dalam membentuk
sikap dan karakter seorang peserta didik, karena peserta didik nantinya akan
melihat, mengamati dan menilai juga kepribadian gurunya, serta peserta didik kemungkinan
akan terpengaruh perilaku dan kepribadian yang dimiliki oleh pendidik atau
gurunya tersebut. Koentjaraningrat
(1980) menyebut “kepribadian” atau personality
sebagai “Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah
laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia “, dan M.A.W Bouwer
menyatakan, “Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang”,
sedangkan Menurut Horton (1982), “Kepribadian adalah keseluruhan sikap,
perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan
tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada
situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau
pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya”. Jadi secara umum
kepribadian dapat dijelaskan sebagai
keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen, ciri-ciri khas dan perilaku
yang dimiliki berbeda oleh setiap orang.
Kepribadian
adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap seorang pendidik atau guru.
Karena kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik
dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah ia akan menjadi perusak atau
sesuatu yang negatif bagi masa depan anak didiknya. Perilaku guru dalam
mengajar anak didiknya secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap motivasi belajar anak didiknya baik yang sifatnya positif maupun
negatif, sebagai contohnya, seorang guru yang memiliki kepribadian yang dingin
dan tidak bersahabat, ketika menjelaskan materi pelajaran kepada anak didiknya,
guru tersebut menjelaskannya dengan sikap dan ekspresi yang terlihat dan teramati
oleh anak didiknya sebagai sikap dan ekspresi yang tidak menyenangkan, maka
nantinya hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak akan bagus dan
peserta didik akan merasa kurang bersemangat dan tidak termotivasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda halnya jika guru yang memiliki
kepribadian yang bersahabat dan menyenangkan kepada anak didiknya, maka ketika
dia menjelaskan materi dengan sikap dan kepribadian seperti itu, anak didiknya
akan mudah mengerti pembelajaran dan kegiatan selama pembelajaran akan terasa
menyenangkan bagi peserta didik. Disini dapat diketahui bahwa, jika kepribadian
yang ditampilkan guru dalam mengajar sesuai dengan harapan peserta didik, maka
peserta didik tersebut akan termotivasi untuk belajar dengan baik dan giat.
Kepribadian
yang dimiliki oleh tiap individu sangatlah berbeda dan beragam, begitupun juga
dengan kepribadian tiap guru, dimana terdapat guru yang berpribadi menyenangkan
dan guru yang berpribadi kurang menyenangkan bahkan tidak menyenangkan, ketika
guru tersebut memiliki kepribadian yang tidak menyenangkan maka sudah pasti
guru tersebut telah gagal menjadi seorang pendidik, karena seorang pendidik
atau guru haruslah memiliki kepribadian yang baik sehingga nantinya bisa
dijadikan contoh oleh anak didiknya. Kepribadian itu sendiri merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang
sumber daya manusia, maka setiap calon guru dan guru professional sangat
diharapkan memahami bagaimana karakteristik kepribadiannya yang diperlukan
sebagai panutan para anak didiknya. Kepribadian guru mempunyai pengaruh
langsung terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para peserta didik.
Kepribadian di sini meliputi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan juga
persepsi yang dimiliki guru. Selain itu sebagian besar peserta didik cenderung
menyukai prribadi guru yang demokratis, suka bekerja sama, baik hati, sabar,
adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, dan
memberi respon yang baik pada anak didiknya.
Guru
lewat kepribadiannya mampu membentuk dan membangun kepribadian peserta didik
yang diajarnya. Seorang guru yang dikenal memiliki kepribadian galak, keras dan
cepat emosi dalam mengajar, mungkin mampu membuat anak didiknya menurut dan
patuh, akan tetapi itu tidak berakibat baik bagi keadaan psikis anak. Peserta
didik akan merasa tertekan dan takut akan prilaku guru seperti itu dan akan
menimbulkan dendam, dan sikap yang dilakukan guru tersebut cenderung akan
ditiru oleh anak didiknya dan mungkin mengakibatkan peserta didik melakukan hal
yang sama kepada peserta didik lain atau orang lain dilingkungannya,
kemungkinan peserta didik juga akan menjadi takut terhadap semua individu yang
disebut dengan guru, karena mereka telah mendapat gambaran sebelumnya tentang
sikap guru yang keras. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik nantinya tumbuh
menjadi manusia yang berkepribadian keras, atau penakut, dan negatif. Adapula
peserta didik yang tumbuh dengan kepribadian yang baik dan positif, karena ia
dididik dengan baik, bersahabat, dan menyenangkan oleh gurunya yang memiliki
kepribadian yang ramah dan bersifat baik pada anak didiknya. Guru yang memiliki
kepribadian ini tentu akan memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat
benar, dan membiasakan mereka bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya,
juga bertindak sebagai pembantu ketika ada peserta didik yang membutuhkan
bantuan baik dalam pelajaran maupun hal lainnya diluar itu yang sangat menuntut
kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme.
Dari
berbagai hal yang telah dipaparkan diatas, sudah sangat jelas diketahui bahwa
seorang pendidik atau guru haruslah memiliki kepribadian yang baik dan positif
yang nantinya dapat dijadikan contoh dan acuan bagi anak didiknya kelak. Hal
tersebut dikarenakan guru merupakan salah satu pihak yang memiliki peran vital
dalam membangun kepribadian seorang peserta didik. Terlebih lagi di masa depan
hal tersebut akan berguna untuk menyiapkan dan mengembangkan peserta didik agar siap menjadi sumber daya manusia yang
mampu bersaing di era globalisasi dengan kemampuan kerja yang handal namun
tetap memiliki kepribadian dan sikap yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar