Minggu, 05 Januari 2014

ESSAY- PRIBADI GURU MEMBANGUN PRIBADI ANAK DIDIKNYA DIMASA DEPAN



Banyak manusia yang berkualitas didunia ini tetapi ia tidak memiliki sikap dan kepribadian yang positif dan baik. Karena itu selain berkualitas, tentu saja manusia pada zaman yang akan datang juga diharapkan memiliki sikap, pribadi atau karakter yang tepat, sehingga akan tercipta keseimbangan nantinya antara kemampuan yang dimiliki manusia dalam bekerja dengan sikap dan pribadi yang positif. Guna bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tentu harus dimulai sejak dini, tepatnya pada jenjang-jenjang pendidikan awal, dalam hal ini salah satunya adalah jenjang Sekolah Dasar. Pada jenjang awal seperti ini, pendidik atau dalam hal ini guru sangat dituntut agar bisa memberi masukan  berupa pengajaran atau ilmu-ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek pelajaran dan juga guru harus bisa menanamkan sikap-sikap atau norma dan tindakan yang tepat kepada peserta didik, agar nantinya peserta didik dalam hal ini siswa nantinya memiliki sikap maupun karakter/kepribadian yang baik dan positif. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang masih belum mencapai kedewasaan masih sangat lugu, jadi peserta didik tersebut masih sangat mungkin menerima berbagai hal atau pengaruh dari lingkungan disekitarnya, baik itu pengaruh positif maupun negatif, sehingga kepribadian peserta didik tersebut sangat berpengaruh pada masukan dari lingkungan disekitarnya.

Oleh sebab itulah, peran pendidik dalam hal ini guru sangat dituntut agar mampu memberikan pengaruh-pengaruh positif pada peserta didik nantinya. Selain itu guru juga dituntut memiliki idealisme sebagai figur pengajar dan pendidik yang bersih dan cacat hukum dan moral. Menghadapi tantangan dan beban tugas yang sangat berat tersebut, seorang guru diharapkan untuk lebih meningkatkan profesionalismenya serta meningkatkan kepribadian yang tepat ketika berhadapan dengan peserta didik. Kepribadian guru itu sendiri sangat berpengaruh nantinya dalam membentuk sikap dan karakter seorang peserta didik, karena peserta didik nantinya akan melihat, mengamati dan menilai juga kepribadian gurunya, serta peserta didik kemungkinan akan terpengaruh perilaku dan kepribadian yang dimiliki oleh pendidik atau gurunya tersebut. Koentjaraningrat (1980) menyebut “kepribadian” atau personality sebagai “Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia “, dan M.A.W Bouwer  menyatakan, “Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang”, sedangkan Menurut Horton (1982), “Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya”. Jadi secara umum kepribadian dapat dijelaskan  sebagai keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen, ciri-ciri khas dan perilaku yang dimiliki berbeda oleh setiap orang.
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap seorang pendidik atau guru. Karena kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah ia akan menjadi perusak atau sesuatu yang negatif bagi masa depan anak didiknya. Perilaku guru dalam mengajar anak didiknya secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar anak didiknya baik yang sifatnya positif maupun negatif, sebagai contohnya, seorang guru yang memiliki kepribadian yang dingin dan tidak bersahabat, ketika menjelaskan materi pelajaran kepada anak didiknya, guru tersebut menjelaskannya dengan sikap dan ekspresi yang terlihat dan teramati oleh anak didiknya sebagai sikap dan ekspresi yang tidak menyenangkan, maka nantinya hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak akan bagus dan peserta didik akan merasa kurang bersemangat dan tidak termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda halnya jika guru yang memiliki kepribadian yang bersahabat dan menyenangkan kepada anak didiknya, maka ketika dia menjelaskan materi dengan sikap dan kepribadian seperti itu, anak didiknya akan mudah mengerti pembelajaran dan kegiatan selama pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi peserta didik. Disini dapat diketahui bahwa, jika kepribadian yang ditampilkan guru dalam mengajar sesuai dengan harapan peserta didik, maka peserta didik tersebut akan termotivasi untuk belajar dengan baik dan giat.
Kepribadian yang dimiliki oleh tiap individu sangatlah berbeda dan beragam, begitupun juga dengan kepribadian tiap guru, dimana terdapat guru yang berpribadi menyenangkan dan guru yang berpribadi kurang menyenangkan bahkan tidak menyenangkan, ketika guru tersebut memiliki kepribadian yang tidak menyenangkan maka sudah pasti guru tersebut telah gagal menjadi seorang pendidik, karena seorang pendidik atau guru haruslah memiliki kepribadian yang baik sehingga nantinya bisa dijadikan contoh oleh anak didiknya. Kepribadian itu sendiri merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, maka setiap calon guru dan guru professional sangat diharapkan memahami bagaimana karakteristik kepribadiannya yang diperlukan sebagai panutan para anak didiknya. Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para peserta didik. Kepribadian di sini meliputi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan juga persepsi yang dimiliki guru. Selain itu sebagian besar peserta didik cenderung menyukai prribadi guru yang demokratis, suka bekerja sama, baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, dan memberi respon yang baik pada anak didiknya.
Guru lewat kepribadiannya mampu membentuk dan membangun kepribadian peserta didik yang diajarnya. Seorang guru yang dikenal memiliki kepribadian galak, keras dan cepat emosi dalam mengajar, mungkin mampu membuat anak didiknya menurut dan patuh, akan tetapi itu tidak berakibat baik bagi keadaan psikis anak. Peserta didik akan merasa tertekan dan takut akan prilaku guru seperti itu dan akan menimbulkan dendam, dan sikap yang dilakukan guru tersebut cenderung akan ditiru oleh anak didiknya dan mungkin mengakibatkan peserta didik melakukan hal yang sama kepada peserta didik lain atau orang lain dilingkungannya, kemungkinan peserta didik juga akan menjadi takut terhadap semua individu yang disebut dengan guru, karena mereka telah mendapat gambaran sebelumnya tentang sikap guru yang keras. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik nantinya tumbuh menjadi manusia yang berkepribadian keras, atau penakut, dan negatif. Adapula peserta didik yang tumbuh dengan kepribadian yang baik dan positif, karena ia dididik dengan baik, bersahabat, dan menyenangkan oleh gurunya yang memiliki kepribadian yang ramah dan bersifat baik pada anak didiknya. Guru yang memiliki kepribadian ini tentu akan memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya, juga bertindak sebagai pembantu ketika ada peserta didik yang membutuhkan bantuan baik dalam pelajaran maupun hal lainnya diluar itu yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme.
Dari berbagai hal yang telah dipaparkan diatas, sudah sangat jelas diketahui bahwa seorang pendidik atau guru haruslah memiliki kepribadian yang baik dan positif yang nantinya dapat dijadikan contoh dan acuan bagi anak didiknya kelak. Hal tersebut dikarenakan guru merupakan salah satu pihak yang memiliki peran vital dalam membangun kepribadian seorang peserta didik. Terlebih lagi di masa depan hal tersebut akan berguna untuk menyiapkan dan mengembangkan peserta didik  agar siap menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing di era globalisasi dengan kemampuan kerja yang handal namun tetap memiliki kepribadian dan sikap yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar